Matahari
masih bersarang gagah di singgasananya sore itu, sinarnya pun terik menyengat
sampai ke dalam ubun – ubun. Angin yang diharapkan pun tak kunjung bertiup,
makin menambah gerah suasana. Buliran keringat pun tak terelakan lagi berlomba
mengaliri tepi pelipis dan dahi. Meskipun begitu beberapa pasang mata masih
sibuk menangkap sudut – sudut indah dari bangunan kayu berwarna coklat tua yang
berdiri tegak berdampingan. Sore itu gue and the gank sedang berada di depan
sebuah museum yang menjadi salah satu wisata sejarah di Kota Makassar.
Bangunan
itu bernama Museum Balla Lompoa, yang dalam bahasa Makassar berarti rumah
besar. Balla lompoa ini adalah salah satu istana raja Gowa, meskipun bukan bangunan
yang asli. Kenapa gue sebut ini sebagai salah satu istana raja Gowa ? emangnya
istana raja Gowa banyak ? Yes!
Kerajaan
Gowa berdiri pada awal abad XIV, sekitar tahun 1300-an. Raja pertama bernama
Tumanurung, beliau ini seorang perempuan. Pertama kali pusat Kerajaan Gowa
terletak di bukit Takabassia yang diberi nama istana tamalate sampai Raja Gowa
VIII, I Pakere Tau Tunijallo Ri Pasukki (1460-1510).
lalu setelah itu,Raja Gowa IX yakni Tumapa'risi Kallona (1510-1546), membangun
benteng Somba Opu dan memindahkan pusat kerajaan dari Tamalate ke dalam
benteng. Tapi pada tahun 1667, Benteng Somba Opu dihancurkan oleh Belanda
menyusul kekalahan pasukan Gowa di bawah kepemimpinan Raja Gowa I Mallombassi
Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangappe atau yang lebih dikenal dengan nama
Sultan Hasanuddin (1653-1669). Sejak saat itu, Kerajaan Gowa mengalami
kemunduran dan pamornya pun semakin menurun sesaat semuanya jatuh ketangan VOC
melalui perjanjian Bongayya.
|
_Museum Balla Lompoa tampak depan_ |
|
_Jalan masuk ke komplek istana dan museum _ |
|
|
Setelah kemunduran tersebut
membuat raja Gowa setelahnya tidak punya istana yang layak. Bahkan Raja Gowa
XXIX, Andi Makkulau, mempergunakan rumahnya sebagai istana. Sampai pada tahun
1936, Kerajaan Gowa membangun istana lagi, yaitu Balla Lompoa, di Sungguminasa.
Istana ini dibangun pada masa Raja Gowa XXXI, I Mangngi-mangngi Daeng Matutu.
Dan kini menjadi satu-satunya sisa kejayaan kerajaan Gowa yang bisa dilihat
sekarang, meskipun beralih fungsi menjadi museum. Balla Lompoa berbentuk rumah
panggung dari kayu. Di bagian depan ada teras yang berisi beragam pakaian adat
suku Makassar beserta beberapa buku yang menceritakan sejarah dan budaya
Makassar.
Katanya sih, hal paling menarik
dari kunjungan ke Balla Lompoa adalah kita sebagai pengunjung berfoto
menggunakan pakaian adat Makassar. Tapi sayang, gue and the gank nggak bisa
berfoto ataupun masuk ke dalamnya karena sudah melebihi jam kunjungan. Saran
aja sih kalau kalian berkunjung ke museum yang ada dimanapun, usahakan datang
sebelum jam 3 sore. Biar nggak keburu tutup *hehehe :).
Di samping Balla Lompoa berdiri
sebuah istana lain yang bentuknya diduplikasi dari Balla Lompoa. Istana itu
dinamakan istana Tamalate, dibangun tahun 2007 dengan ukuran yang jauh lebih
besar dari Balla Lompoa. Bangunan ini difungsikan sebagai bangunan serbaguna,
kadang dipakai untuk acara perkawinan atau acara-acara lain.
Nah seru kan kalau kita belajar
sejarah, ayo berkunjung ke museum!
#Widitheexplorer
|
_Istana Tamalate tampak depan_ |
|
_Istana Tamalate tampak depan_ |
|
_Tugu yang tampak di samping Istana Tamalate_ |
|
_Selfie with Tamalate Palace_ |
|
_nggak ngerti mau kasih caption apa_ |
|
_Tugu depan museum_ |
|
_Tiang penyangga yang kokoh menopang Istana Tamalate_ |
Comments
Post a Comment