Solo Backpacker Edition : Welcome to Batu Malang !

Setelah sekian lama terpendam, keinginan saya buat solo backpacker lagi akhirnya terlaksana juga dan tempat yang saya kunjungi buat misi kali ini adalah daerah Batu, Malang. Sebenernya sih alasannya simpel kenapa saya pilih daerah Batu karena disana akses wisatanya termasuk dalam kategori mudah, pilihan tempat menginap banyak, warga lokalnya ramah, biaya makan yang sangat terjangkau, dan banyak informasi yang bisa kita kumpulkan dari berbagai macam situs internet tentang kota Batu ini.

_Nikmatin pinggiran sawah_

Berangkat pukul 18:30 dari stasiun Pasar Senen, saya menggunakan KA Majapahit jurusan Jakarta – Malang Kota Baru dengan lama tempuh 14 jam (di tiket) ---- kenyataannya 15,5 jam *mewek. Begitu sampe gue sebenernya dah nyusun rencana buat ngunjungin alun – alun malang, gereja,masjid dan toko oen . Rencana tinggal rencana ternyata, di Alun – alun Malang ada acara kegiatan kejuaraan insliket yang di sponsori oleh Koran daerah di Malang. Rasanya nyess gimana gituh, tapi ya sudahlah. Puter balik menuju ke arah kerumunan abang abang angkot yang lagi ngetem nyari penumpang.

_Food court sriwijaya_

 oh iya, buat kalian yang nyari makanan disekitar stasiun Malang Kota Baru itu banyak banget bertebaran yang terkenal adalah Depot Bug Matira yang menjual Nasi Bug dan rawon Dengkul atau diseberang stasiun ada Food court yang makanannya enak - enak dan murah.

 

Perut terisi, sekarang waktunya Plan B saya dilancarkan yakni berkunjung ke Museum Angkut. Setelah membaca beberapa rangkuman dari situs blog yang lain,menyimpulkan bahwa kalau mau ke Museum angkut kita harus naik angkot ke Terminal Landung sari terlebih dahulu. Dari depan Stasiun Kota Malang Baru (*inget yak bukan Stasiun Malang Kota Lama) itu udah banyak banget angkot yang ngetem, kalian cari aja yang berkode ADL singkatan dari Arjosari – Dinoyo – Landungsari atau dengan kode AL singkatan dari Arjosari – Landungsari. Kalau boleh saran mending kalian naik yang berkode ADL karena rutenya lebih simpel dari AL. Tarifnya Cuma 4.000 rupiah saja tapi kemaren saya dimintakan tambahan 1.000 rupiah lagi karena macet. Saya sih nggak apa – apa karena mereka menginformasikannya pada saat ngetem dan dengan bahasa yang sopan pula. 

_Angkot Rute ADL (Arjosari - Dinoyo - Landung Sari)_

_Angkot Rute AL (Arjosari - Landung Sari)_

Setelah tiba di terminal Landung sari kemudian naik Bus Puspa Indah dengan jurusan Malang – Jombang, tapi nanti kalian informasikan saja ke keneknya untuk turun di Museum Angkut. Untuk tarifnya masih sama yakni sekitar 4.000 rupiah. Kalau kamu mau ke Jatim Park 1 bisa pake Bus yang sama dan kalau kamu mau ke Jatim Park 2 kamu bisa naik angkot yang berwarna kuning dari Landung Sari.

_Penampakan Bus Puspa Indah Jurusan Malang - Jombang_

_penampakan dalam bus_

_Bapak kondektur yang ternyata masih memakai kertas sobek buat tanda bukti pembayarannya_

Selama perjalanan dari Malang ke Batu terlihat sekali kalau dua kota ini memang sangat menjaga kebersihan dan keasriannya. Walaupun panas tapi tetap teduh karena banyak pohon dan penghijauan di sekitar jalan raya. Selain itu, kita juga melewati beberapa universitas terkenal di malang seperti UMM, Unisma, dan Brawijaya. 

_Suasana teduh selama perjalanan Malang - Batu_

_Terminal Bus Batu_

Dan yang membuat saya betah adalah keramah tamahan warga lokal disini. Tingkah lakunya sopan, tutur katanya halus dan mereka senang sekali ngajak ngobrol dengan turis. Mereka juga tidak segan – segan menegor kita terlebih dahulu, walaupun hanya sekedar basa – basi menawarkan makan. Awal datang saya sempet bersuudzon ria kepada supir angkot dan timernya, saya takut mereka memberikan arahan yang tidak sesuai, misalnya naek mobil yang rutenya lebih memutar. Apalagi pada saat itu wajah si supir seram juga, mirip penjahat berkulit hitam di film India yang biasa kita tonton ahahhaa. Tapi ternyata saya salah, mereka itu benar – benar menggiformasikan yang benar, bahkan si supir angkot malah mengantar saya ke pangkalan bus Puspa Indah yang harusnya bukan rute dia. 

_Turun di depan Museum Angkut, tinggal nyebrang deh!_

Yah sempat merasa bersalah juga sih, namun biar bagaimana pun wajar buat saya yang sedang solo backpacker bermawas diri. Disadari maupun tidak saya jadi berfikir kapan ya Jakarta tercinta bisa seperti itu, menolong tanpa pamrih dan atas dasar kemanusiaan ?

Eits … tapi bukan berarti semua warga Jakarta seperti itu ya … hanya segelintir oknum saja, tapi bukankah setitik nila sudah terlanjur jatuh ke dalam susu sebelanga ?

Note :

Dimana saya menginap selama di Kota Batu ? Hotel terbaik nomor dua versi trip advisor, dengan budget murah ? penasaran ? yuk klik DISINI.


dan tunggu juga review Museum Angkut nya !

#Widi The Explorer

#Began to Solo Backpacker