Escape to Makassar (Part 1) - Goes to TANJUNG BIRA


Hollaaa Makassar ….
Hollaaa Daeng – Daeng caem ….
Hollaaa my little paradise …..

Latepost sih tulisannya tapi kesannya masih berasa sampe sekarang *cari saputangan

Tepatnya 13 Agustus 2015 kemarin untuk pertama kalinya gue menginjakkan kaki di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar setelah dua jam penerbangan menggunakan maskapai terpercaya Garuda Indonesia *bukan iklan loh* dari Jakarta. Sampe di Makassar jam 10:25 kita langsung hubungin sopir mobil sewaan yang nantinya bakalan semobil sama kita sampai lima hari ke depan #Horibble banget kan #senyum iblis ahahaha.

_Romantis dikit lah
Dari Bandara Hassanudin kita langsung cuzzz menuju ke Tanjung Bira di wilayah Bulukumba Makassar, dengan perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih lima jam. Di pesawat sih udah mikir aja lima jam di jalan ngapain aja tuh? Pasti bete mampus, ternyata eh ternyata asyik gelaaa dari mulai supirnya yang enak diajak ngobrol, pemandangan selama di jalan yang awesome sampe ke kulinernya yang lezatos. 
Perjalanan ke Tanjung Bira ini kita bener – bener di pandu sama BANG RI’FAT. Yes, kita panggilnya BANG awalnya sih kita manggilnya MAS, tapi rata – rata orang Makassar kurang suka kalau dipanggil dengan sebutan MAS karena disana yang dipanggil MAS itu tukang BAKSO *klo di Jakarta ABANG yang tukang BAKSO ya gyahahahha ….. So, panggillah mereka dengan sebutan ABANG dan KAKAK untuk yang perempuan kecuali emak – emak. 
Melewati banyak kabupaten selama perjalanan ke Tanjung Bira ini memberikan banyak cerita tentang adat istiadat masyarakat setempat. Ternyata setiap Kabupaten di Kota Makassar ini memiliki ke khas an masing – masing, sebagai berikut :

-       Kab. Bantaeng
Ini merupakan Kabupaten yang dinobatkan sebagai kabupaten terbersih yang berkali – kali nyabet Piala Adipura *Cooollll* dan memang selama perjalanan, Bantaeng ini emang paling bersih dan asri dibanding kabupaten lainnya. Pinggir jalannya penuh pohon tertata rapi dan batangnya di cat warna – warni, tidak ada tumpukan sampah, rambu – rambu penunjuk jalan lengkap dan ini tidak lepas dari campur tangan bupatinya Bapak H.M Nurdin Abdullah yang merupakan salah satu lulusan terbaik dari Jepang.

Beliau mengubah tata kota dan warga masyarakatnya mengikuti budaya Jepang yang sangat menghargai budaya bersih dan terbukti berhasil sekarang. Kata BANG RI’FAT sih satu jam sekali pasti ada petugas yang bertugas nyapuin daun – daun berguguran di jalan, BUKAN SAMPAH loh yah karena masyarakat di Bantaeng sudah terbiasa menjaga kebersihan bahkan kalau bisa di pel tuh jalanan mungkin akan di pel juga aahhaha *leh ugaaa. Masih cerita BANG RI’FAT, Bantaeng merupakan satu – satunya kabupaten yang memiliki mobil pemadam kebakaran dan Ambulans terlengkap bahkan sampai di berikan sebagian ke provinsi. Kabupaten Bantaeng mendapatkan itu semua dari donasi negara Jepang yang menjalin hubungan baik dengan Bapak bupati mereka.
Di Bantaeng mata pencaharian utamanya adalah Bertani dan melaut, serta memliki potensi wisata yang cukup tersohor seperti Air terjun Bissappu. Sayang rombongan gue nggak kesana karna waktunya yang mepet .

-          Kab. Jeneponto
Selamat datang di bumi Turatea, kalimat yang akan menyambut kita untuk pertama kali memasuki Kabupaten Jeneponto ini.
_Rumah panggung khas sulawesi di Jeneponto_


“Jene” yang berarti “Air” dalam Bahasa Makassar itu bukan berarti menjadikan daerah Kabupaten Jeneponto ini subur dan hijau, bahkan gue ngeliatnya paling tandus diantara Kabupaten lain yang gue lewatin. Meskipun begitu, Kabupaten Jeneponto ini mempunyai banyak hal istimewa yang hanya ada disana seperti Jeneponto merupakan penghasil garam terbaik, salah satu kabupaten yang masih mempertahankan rumah adat Sulawesi selatan yang berbentuk panggung dan makanan khas yang wajib di coba COTO KUDA
Kalau lewat disini kita berasa lagi ada di padang savana, kering dan tandus dan satu lagi banyak kuda *ahahaha. Hal unik disini adalah adanya adat menambah pondasi genteng rumah *yang bentuknya V kebalik itu loh gaesss* bila ada salah satu penghuni rumah ada yang menikah, jadi misalnya dirumah tersebut punya anak 5 orang ya kalau semua dah nikah maka di genteng rumahnya ada 5 tingkatan genteng #ngabayangin punya 10 anak, ambruk tuh genteng gyahhaha.

Jeneponto juga terkenal dengan jiwa persaudaraan yang sangat kuat dan merupakan kabupaten yang warganya 100% beragama islam. Namun, sempet juga denger selentingan kabar berbau SARA yang kurang enak di dengar, warga di Jeneponto di kabarkan tidak menyukai etnis Cina bahkan sampai terjadi pembantaian besar – besaran. Semoga sih apapun yang terjadi itu mereka bisa berdamai kembali, kita semua kan bersaudara *mendadak mellow.

Untuk yang baru pertama kali lewat jalanan di kabupaten ini, mohon berhati – hati dikarenakan angin laut yang cukup kencang berhembus langsung menerpa kendaraan dijalanan tanpa ada penghalang seperti pohon atau pagar. Banyak terjadi kecelakaan lalu lintas karena tiba – tiba pengendara terjatuh kena angin tersebut. Makanya cek tekanan udara ban mobil anda ya atau jangan terlalu ngebut buat pengendara motor supaya tetap seimbang.

-       Kabupaten Gowa
Salah satu kabupaten yang mungkin nggak asing lagi buat kita, kalo lo pernah belajar sejarah pasti tau lah yang namanya KERAJAAN GOWA. Yap, bener banget itu salah satu kerajaan marintim yang pengaruhnya luas diseluruh nusantara dan terkenal dengan rajanya SULTAN HASANUDDIN yang bergelar Ayam Jantan dari Timur. Makanya di wilayah ini banyak banget tempat wisata sejarahnya kayak Benteng Sumba Opu, Istana Tamatalea dan Museum Balla Lompoa. 

_Museum Balla Lompoa_



_Ga cukup Foto semua hurufnya yang penting ada gue nya :D ~ Museum Balla Lompoa_

Selain itu, banyak juga wisata alamnya terutama di dataran tinggi Malino, Perkebunan markisa, Air terjun Parangloe, Gunung Bawakaraeng dan masih banyak tempat wisata lainnya. 
Nah tadi itu sekilas beberapa kabupaten yang bisa gue ceritain, sumbernya sih banyak dari google dan yang paling banyak dari BANG RI’FAT *pilot xenia kita :D
-------------
Selain itu masih ada satu cerita lagi tentang SUKU KAJANG, suku asli pedalaman yang tinggal di kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Suku Kajang ini menyebut tanah leluhur mereka sebagai Tana toa dan ciri khas yang mencolok adalah pakaian warna hitam yang mereka pakai. Mereka menolak semua modernisasi di dalam lingkungan mereka hidup, tanpa listik, tanpa TV, tanpa gadget bahkan mereka menolak transportasi modern. Kalau mau berkunjung kesana kita harus meminta izin dahulu dengan ketua adatnya dan katanya sih kalau lo kesana dan ada yang cinta ma elo kelar idup lo karna lo nggak bakalan bisa balik ke rumah *syereeemmm *dandan jelek aja dah . 

(Source :https://fhetanblog.wordpress.com/suku-kajang-di-bulukumba/)
Ada satu adat mereka yang unik, yaitu adat waktu pemilihan kepala desa. Jadi pada hari pemilihan para calon kepala desa harus naik ke atas gunung dan mencari tempat mereka sendiri. Setelah itu, mereka akan dipilih bukan oleh warga tapi oleh pelangi !!!. Hah?? kok bisa??? Yah memang begitu adatnya, pada saat ada pelangi akan dilihat ujungnya pelangi itu akan kena mengarah ke calon yang mana dan itulah yang dipilih *cool

Yap segitu dulu deh introduce-nyah nanti berlanjut lagi ya ke Escape to Makassar (Part 2) - COSMOS BUNGALOWS, TANJUNG BIRA!!!

Keep Fighting, keep travelling and keep Shining
Jadi remaja yang ceria, positive dan aktif menjaga lingkungan
#Widitheexplorer #VisitMakassar #WonderfullIndonesia


Comments